Minggu, 05 Januari 2020

Pewarnaan dengan Teknik Rintang Warna dengan Ikatan

Gadis Rantau
Teknik pewarnaan pada kegiatan wirausaha tekstil kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Teknik pewarnaan pada kain tenun adalah teknik ikat celup. Kegiatan membuat celup rintang dilakukan banyak negara di dunia. Sejarah asal-usul teknik ini diperkirakan berasal dari Asia dan berkembang ke wilayah India, dengan sebutan bhandani, kemudian bersambung ke wilayah Malaysia juga ke benua Afrika. Diperkirakan penyebaran kain ini juga melalui Jalur Sutera, dari Cina sampai ke daratan Persia.

Teknik celup rintang mempunyai beberapa teknik pengerjaan, tetapi masih dalam prinsip yang sama, yaitu merintangi zat warna yang masuk ke beberapa bagian kain. Diantaranya adalah celup ikat atau tie dye, merintangi zat warna dengan mengikat kain menggunakan serat atau tali. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian kain yang tak ingin terwarnai karena pencelupan. Umumnya, teknik celup ikat menggunakan bahan dasar tekstil dari serat alam, seperti katun, sutera atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik dan jarum jahit.

Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rintang warna antara lain sebagai berikut.
  1. Lingkaran. Untuk menghasilkan corak libfkaran bungkus kelereng atau batu di dalam kain, ikat erat dengan benang kasur atau karet gelang. Lilitkan benang atau karet beberapa kali hingga tebal.
  2. Memusat Untuk menghasilkan cora memusat ambil dan angkat bagian tengah kain, hingga bagian sekelilingnya ke bawah. Buat ikatan benang atau gelang karet dengan jarak yang sama satu sama lain.
  3. Garis tebal. Untuk menghasilkan garis tebal simpulkan kain dengan jarak tertentu

Tahap 1. Persiapan
Sebelum melakukan praktek pewarnaan terlebih dahulu persiapkan bahan dan alat untuk melakukan praktek. Siapkan juga tempat kerjanya. Rapikan tempat kerja dari barang-barang yang kemungkinan dapat mengganggu praktik pewarnaan ini.

Bahan
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil  bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut,serta teknik yang akan digunakan.
  • Kain katun yang sudah dicuci (agar tidak ada lapisan kanji)
  • Air (untuk pewarnaan dan pembilasan)
  • Pewarna kain (sesuai warna yang diinginkan)
  • Kelereng atau batu, tali rafi a, benang kasur atau karet gelang berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambar teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut.
Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil teknik rintangan dengan ikatan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang.
  • Panci besar
  • Ember plastik
  • Sendok kayu
  • Kompor
  • Sarung tangan karet
Catatan: panci dan sendok kayu yang sudah digunakan untuk proses pewarnaan kain jangan gunakan untuk memasak makanan.

Tahap 2. Perencanaan dan Perancangan
Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman atau petunjuk-petunjuk yang harus dilaksanakan jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa dari produk kerajinan tekstil yang akan dibuat.

Rencanakan corak atau bentuk apa yang akan dibuat dan warna apa yang akan digunakan. Teknik pembuatan corak pada celup ikat terdiri dari teknik jumput, lipat, gulung dan jahit jelujur. Teknik jumput dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat dengan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, kombinasi.

Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya diikat. Sebelum kain dicelup, ikatlah terlebih dahulu. Penambahan bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk ke dalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan corak diikat, kain siap untuk diwarnai.

Pencelupan dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat ke dalam larutan warna. Apabila jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun, sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian-bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung, seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan. Dengan teknik rintang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup jangan lupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.

Jika tugas ini dilakukan dalam kelompok, diskusikan dengan teman satu kelompok motif apa dan warna apa yang akan digunakan. Berikan kesempatan untuk semua anggota kelompok menyampaikan idenya. Gambarkan beberapa alternatif rancangan motif dan warna yang diinginkan pada kertas dan warnai. Diskusikan juga teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan rancangan tersebut. Buatlah keputusan secara bermusyawarah.
  1. Corak yang akan digunakan dalam pewarnaan rintang warna dengan teknik ikatan adalah corak lingkaran.
  2. Warna yang digunakan adalah warna Hijau. Pewarnaan tekstil untuk celup ikat menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan panas. Alat yang perlu disiapkan untuk proses pewarnaan antara lainpanci dan ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.

Tahap 3. Praktik Pewarnaan
Langkah Kerja:
 Teknik pewarnaan pada kegiatan wirausaha tekstil kain Pewarnaan dengan Teknik Rintang Warna dengan Ikatan
  1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan celup ikat.(kompor, panci, air, zat pewarna, kain dan sebagainya)
  2. Persiapkan kain yang akan diwarnai dengan ukuran yang diinginkan. Sebelum kain digunakan, lebih baik kain di cuci terlebih dahulu
  3. Letakan kain di atas meja, letakan kelereng pada bagian yang diinginkan, ikat kain dengan tali rafi a, benang kasur atau karet sekencang mungkin.
  4. Gunakan sarung tangan karet.
  5. Masukan air kedalam panci besar, kemudian campurkan wantek berwarna  biru ke dalam. Aduk sampai benar-benar merata.
  6. Kemudian nyalakan api sampai airnya hangat.
  7. Setelah airnya hangat masukan kain kedalam air yang sudah tercampur dengan wantek
  8. Selama menunggu air mendidih, kain dibolak-balik supaya warnanya merata (tidak belang)
  9. Setelah cukup api dimatikan, lalu angkat kain dari panci tersebut, diamkan selama kurang lebih 15 menit.
  10. Setelah didiamkan ikatan pada kain tersebut dilepaskan
  11. Sesudah dilepaskan ikatannya kain dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan kelebihan zat warna pada kain
  12. Keringkan kain. Setelah kering kain dapat disetrika untuk menghilangkan kusut yang di akibatkan oleh ikatan.
Tahap 4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengamati kekurangan dan kelebihan hasil produk kerajinan tekstil Evaluasi ini digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan selanjutnyadan Misalnya warna kain yang hasil celupan terlalu pucat seharusnya warna kainnya itu biru cerah namun akibat kebanyakan air dan terlalu sedikit bahan pewarnanya kain tersebut menjadi terlalu pucat (kurang cerah).