ADIRATA, yang juga bergelar Prabu Radeya, adalah raja Petapralaya. Istrinya bernama Dewi Nadha atau Radha. Mereka tidak mempunyai anak. Setelah mohon petunjuk para dewa, Adirata bertapa di tepi Sungai Swilugangga, dan tak lama kemudian ia menemukan sebuah kendaga, kotak kayu, berisi seorang bayi. Bayi itu dipungut anak, dan diberi nama Basukarna.
Adirata menurut Kitab Mahabarata, menjadi tokoh bukan karena is sakti atau mempunyai darah bangsawan. Ia adalah ayah angkat Adipati Karna, atau Basukarna, yang sebenarnya adalah anak sulung Dewi Kunti dari Batara Surya. Kedudukannya sebagai ayah angkat Karna itulah yang menyebubkan namanya tercatat dalam dunia pewayangan.
Adirata menurut Kitab Mahabarata, menjadi tokoh bukan karena is sakti atau mempunyai darah bangsawan. Ia adalah ayah angkat Adipati Karna, atau Basukarna, yang sebenarnya adalah anak sulung Dewi Kunti dari Batara Surya. Kedudukannya sebagai ayah angkat Karna itulah yang menyebubkan namanya tercatat dalam dunia pewayangan.
Tentang Adirata ini, sebagian dalang menyebutkan bahwa is adalah seorang raja di Petapralaya, kerajaan kecil jajahan Astina. Cerita mengenai Adirata ini agak berbeda antara pewayangan dengan Kitab Mahabarata. Pada Kitab Mahabarata, Adirata bukanlah sais kereta Kerajaan Astina, melainkan raja sebuah negeri kecil bernama Angga yang merupakan negeri taklukan Kerajaan Astina. Dalam Mahabarata Adirata dituliskan dengan ejaan Adhiratha, dan istrinya bukan bemama Nanda, melainkan Radha. Karena itulah Adipati Karna terkadang disebut Radhea, yang artinya anak Radha.