Senin, 27 April 2020

Adirata

Gadis Rantau
ADIRATA, yang juga bergelar Prabu Radeya, adalah raja Petapralaya. Istrinya bernama Dewi Nadha atau Radha. Mereka tidak mempunyai anak. Setelah mohon petunjuk para dewa, Adirata bertapa di tepi Sungai Swilugangga, dan tak lama kemudian ia menemukan sebuah kendaga, kotak kayu, berisi seorang bayi. Bayi itu dipungut anak, dan diberi nama Basukarna.

Adirata menurut Kitab Mahabarata, menjadi tokoh bukan karena is sakti atau mempunyai darah bangsawan. Ia adalah ayah angkat Adipati Karna, atau Basukarna, yang sebenarnya adalah anak sulung Dewi Kunti dari Batara Surya. Kedudukannya sebagai ayah angkat Karna itulah yang menyebubkan namanya tercatat dalam dunia pewayangan. 


Adirata sendiri pada mulanya hanya seorang sais atau kusir kereta dan pemelihara kuda-kuda milik Kerajaan Astina. Suatu hari ketika pergi menangkap ikan, ia menemukan seorang bayi dalam sebuah peti yang terapung di sungai. Bayi itu adalah Karna yang dibuang oleh ibunya atas perintah Prabu Kuntiboja, raja Mandura, ayah Dewi Kunti Nalibrangta. Bersama istrinya yang bemama Nanda, dipeliharanya bayi itu balk-balk dengan penuh kasih sayang. Kebetulan Adirata dan Nanda memang tidak mempunyai anak. Kelak, setelah Karna dewasa, anak angkatnya itulah yang kemudian mengangkat derajat Adirata. Sampai menjelang pecahnya Baratayuda, Karna tetap mengira Adirata dan Nanda adalah ayah dan ibu kandungnya.

Tentang Adirata ini, sebagian dalang menyebutkan bahwa is adalah seorang raja di Petapralaya, kerajaan kecil jajahan Astina. Cerita mengenai Adirata ini agak berbeda antara pewayangan dengan Kitab Mahabarata. Pada Kitab Mahabarata, Adirata bukanlah sais kereta Kerajaan Astina, melainkan raja sebuah negeri kecil bernama Angga yang merupakan negeri taklukan Kerajaan Astina. Dalam Mahabarata Adirata dituliskan dengan ejaan Adhiratha, dan istrinya bukan bemama Nanda, melainkan Radha. Karena itulah Adipati Karna terkadang disebut Radhea, yang artinya anak Radha.