Senin, 27 April 2020

Membedakan Teks Tanggapan Kritis

Gadis Rantau
Membedakan teks merupakan kegiatan membandingkan dua teks untuk dicari perbedaannya. Pembedaan teks yang dimaksud pada tulisan ini difokuskan pada teks tanggapan kritis dan teks yang sejenis, yaitu teks diskusi. Perbedaan antara teks tanggapan kritis dengan teks diskusi dapat dilihat dari dua aspek, yaitu dari segi struktur isi dan dari segi fitur bahasa. Struktur merupakan cara suatu teks disusun, sedangkan fitur bahasa adalah unsur-unsur kebahasaan yang digunakan dalam suatu teks sehingga menjadi ciri khas suatu teks.

Setelah memahami teks tanggapan kritis melalui Tugas sebelumnya, selanjutnya pada bagian ini Anda diajak untuk membedakan teks tanggapan kritis dengan teks diskusi. Kerjakanlah tugas-tugas yang berkaitan dengan pembedaan itu secara cermat dan teliti. Baca dan cermatilah Teks 1 dan Teks 2 di bawah ini! Kemudian, jawablah pertanyaan di bawahnya dengan tepat!

Teks Tanggapan Kritis
Teks tanggapan kritis adalah teks yang berisi tanggapan setuju atau tidak setuju yang disampaikan secara kritis melalui bahasa yang mudah dipahami. Kekritisan tanggapan yang disampaikan sangat ditentukan oleh fakta, data, dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain. Tanggapan kritis yang disampaikan itu semakin bermanfaat jika disampaikan dengan data dukung lengkap yang dapat meyakinkan orang lain.

Teks tanggapan kritis memiliki tiga bagian struktur, yaitu evaluasi, deskripsi teks, dan penegasan ulang.
  1. Evaluasi merupakan bagian awal teks yang berisi pernyataan umum tentang apa persoalan yang disampaikan penulis. Evaluasi ini sama maksudnya dengan penyataan umum dalam teks eksposisi. 
  2. Deskripsi teks merupakan bagian tengah teks yang berisi informasi tentang alasan yang mendukung pernyataan dan yang menolak pernyataan. 
  3. Sementara itu, penegasan ulang merupakan bagian akhir teks yang bersisi penegasan ulang terhadap apa yang sudah dilakukan dan diputuskan.
Teks 1 : Teks Tanggapan Kritis Peranan Ibu dalam Keluarga
StrukturKalimat dalam Teks
EvaluasiKeluarga merupakan lembaga sosial yang paling besar perannya bagi kesejahteraan dan kelestarian anggota-anggotanya, terutama anak-anak. Keluarga menjadi lingkungan sosial terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga juga menjadi wadah tempat bimbingan dan latihan anak selama kehidupan mereka. Keluarga diharapkan mampu membimbing anak menuju kehidupan yang matang dan penuh dengan tanggung jawab.
Deskripsi TeksJika berbicara mengenai pendidikan anak, orang yang paling berpengaruh adalah ibu. Keberhasilan pendidikan anak sangat ditentukan oleh sentuhan tangan ibu meskipun keikutsertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu mempunyai peran yang penting di dalam mendidik anaknya, terutama ketika masa balita. Pendidikan yang didapat anak dalam keluarga meliputi, pendidikan iman, moral, fisik/jasamani, intelektual, psikologi, dan sosial.

Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga. Pertama, ibu sebagai pemenuh kebutuhan anak. Kedua, ibu sebagai suri teladan bagi anak. Ketiga, ibu sebagai pemberi motivasi bagi kelangsungan hidup anak. Peranan ibu sebagai pemenuh kebutuhan bagi anak sangat penting, terutama ketika berusia 0–5 tahun. Pada saat itu, anak sangat bergantung pada ibu. Kemudian, ketergantungan itu tetap berlangsung sampai dengan periode anak sekolah, bahkan menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama, tapi juga untuk berinteraksi atau berkomunikasi secara terbuka dan timbal balik dengan anaknya.

Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Kebutuhan fisik mencakupi􀀃 kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima, dan dihargai. Sementara itu, kebutuhan sosial seperti bermain dengan teman akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya.

Seorang ibu harus memberikan atau memenuhi kebutuhan anak secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak kurang. Pemenuhan kebutuhan anak secara berlebihan atau kurang akan menimbulkan pribadi yang kurang sehat di masa yang akan datang. Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah. Artinya anak tidak akan mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.

Peranan ibu sebagai suri teladan bagi anaknya bertujuan agar ibu mampu menjadi contoh bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua, khususnya ibu, akan ditiru yang kemudian dijadikan panduan dalam perilaku anak, Ibu harus mampu menjadi teladan bagi mereka. Dalam hal ini yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anak adalah proses mendidik yang disesuaikan tingkat kecerdasan anak itu sendiri. Kecerdasan anak yang berumur 0–5 tahun terbatas pada inderawinya saja. Akal pikiran dan perasaannya belum berfungsi secara maksimal.

Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, ibulah yang banyak mewarnai dan memengaruhi perkembangan pribadi, perilaku, dan akhlak anak. Sejak saat itu, ia akan selalu melihat dan mengamati gerak-gerik atau tingkah laku ibunya. Berdasarkan tingkah laku ibunya itulah, anak akan senantiasa meniru, kemudian menerapkannya dalam kehidupan. Dalam perkembangan anak, proses identifikasi anak sudah bisa mulai dilakukan ketika anak berusia 3–5 tahun.

Kini anak cenderung menjadikan ibu sebagai orang yang dapat memenuhi segala kebutuhannya atau orang yang paling dekat dengan dirinya dan sebagai figur/contoh/teladan bagi sikap dan perilakunya. Dengan demikian, perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga, kemudian anak mengambil nilainilai yang ditanamkan orang tuanya, baik secara sadar maupun tidak. Dalam hal ini orang tua hendaknya menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya.

Jadi, untuk melakukan peran sebagai suri teladan, ibu harus memiliki nilai-nilai baik yang tercermin dalam sikap dan perilakunya. Hal ini penting artinya bagi proses belajar anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan. Sepatutnya, ibu tidak hanya bisa menyuruh anaknya, tapi juga mengajak anak melakukan langsung apa yang terbaik.

Ibu berperan sebagai pemberi motivasi bagi kelangsungan kehidupan anaknya. Sejak masa kelahiran seorang anak, proses pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan organ-organ ini sangat ditentukan oleh motivasi/ rangsangan yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual, perhatian terhadap lingkungan sekitar juga akan berkurang.

Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak, baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi, perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa motivasi/stimulasi/rangsangan yang diberikan ibu terhadap anaknya. Bentuk rangsangan dapat berupa cerita-cerita, alat permainan yang edukatif, atau bisa juga mengajak anak berekreasi sehingga dapat memperkaya pengalamannya. Dalam hal ini sosok ibu dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dirinya dengan memperkaya sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai modal awal dalam rangka keberhasilannya dalam memberi motivasi agar kehidupan anak yang cerdas serta sukses tercapai.
Penegasan UlangDari uraian di atas, jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak dalam kehidupannya sangat bergantung pada peran ibu dalam memotivasi dan mendorong untuk mencapai cita-citanya. Sikap ibu yang baik (penuh dengan kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai, dan menjadi teladan yang positif bagi anaknya) akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak.
Diolah dari sumber: http//www/ keluargasakina.com

Teks Diskusi
Teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang menentang isu tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis. Wacana yang mengandung permasalahan ini adalah wacana yang memiliki dua kubu antara pro (mendukung) dan kontra (penentang), antara pendukung isu dan penentang isu. Pendapat yang mendukung dan pendapat yang menentang tersebut harus didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas. Struktur teks diskusi adalah sebagai berikut.
  1. Isu/Masalah. Isu (masalah) dalam teks diskusi berisikan masalah yang akan didiskusikan/dibahas lebih lanjut. Jika Anda ingin menulis sebuah teks diskusi, ada baiknya pilihlah topik permasalahan yang kontroversial sehingga nanti  Anda memiliki banyak argumen, baik argumen yang mendukung atau pun argumen yang bertentangan.
  2. Argumen/pendapat yang mendukung. Pada bagian pendapat yang mendukung ini, kita dituntut untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai penjelasan tentang masalah yang sedang kita bahas. 
  3. Argumen/pendapat yang menentang/bertentangan. Pada bagian pendapat yang menentang ini, alangkah baiknya kita memberikan pendapat yang lebih berbeda dengan pendapat yang mendukung. 
  4. Kesimpulan/Saran. Pada bagian ini, usahakan kita mengambil jalan tengah mengenai masalah yang sedang dibahas agar kesimpulan yang kita ambil tidak lagi mendatangkan masalah baru
 Membedakan teks merupakan kegiatan membandingkan dua teks untuk dicari perbedaannya Membedakan Teks Tanggapan Kritis
Teks 2 : Teks Diskusi Mana yang Lebih Utama bagi Wanita, Karier atau Keluarga
StrukturKalimat dalam Teks
IsuKetika sosok wanita karier memasuki masa berumah tangga, segalanya jadi berbeda. Khusus bagi yang sedang berada di puncak karier, haruskah sesuatu yang telah dirintis sejak usia lajang dilepas begitu saja? Ah, keputusan yang sungguh sulit. Setiap orang memang punya pilihan dan prinsip masingmasing
untuk meraih kepuasan dalam kariernya. Ada yang merasa masih banyak ambisi dan obsesi yang belum tercapai. Tetapi, haruskah juga keluarga menjadi prioritas kedua? Hal inilah yang sering jadi dilema dalam kehidupan pasangan suami-istri. Persoalannya tambah tidak sederhana ketika anak juga menuntut perhatian yang khusus dari ibu. Bagaimana agar segala keputusan yang diambil dapat menyenangkan semua pihak dalam keluarga?
Argumen
Menolak
Peran istri dan karier sering tidak berjalan harmonis. Ada orang yang berkeyakinan bahwa sepatutnya istri berada di rumah dan mengurus keluarga. Mungkinkah keseimbangan antara peran menjadi ibu dan tetap mempertahankan karier tanpa mengesampingkan anak serta keluarga? Peran seorang wanita ketika memasuki jenjang perkawinan tampak menjadi begitu kompleks ketika berbagai kepentingan saling berbenturan. Pada saat seorang wanita dituntut menjadi ibu yang bertanggung jawab atas keberadaan anak dan utuhnya rumah tangga, di samping keinginan meraih kemajuan dalam berkarier, membuat banyak wanita terperangkap pada dilema.

Pilihan untuk jadi ibu rumah tangga berlaku bagi mereka yang merasa tiada kebahagiaan lain kecuali melihat anak-anak tumbuh didampingi seorang ibu yang dapat membimbing dan menemani sang anak sepanjang waktu. Itu artinya, rasa bahagia seorang wanita akan benar-benar terasa bila dapat memenuhi perannya sebagai ibu. `The real mother for their children`, seorang ibu yang benar-benar hadir untuk anaknya. Namun, ada pula wanita yang berpendapat tak perlu harus meninggalkan dunia kerja sepanjang keluarga dan anak-anak dapat menerima hal tersebut. Pendapat ini menegaskan harus ada usaha untuk memenuhi keinginan agar dua unsur penting dalam hidup wanita yang telah berumah tangga itu berjalan harmonis.
Argumen MendukungPilihan untuk tetap bekerja bukan berarti melupakan keluarga. Karena pekerjaan yang diambil adalah paruh waktu (part time), seorang wanita dapat mengerjakan pekerjaan itu di rumah. Segalanya memang antara keluarga dan karier.

Apa pun keputusan yang diambil sama-sama punya konsekuensi. Solusi terbaik adalah dengan membicarakan lebih lanjut pada seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya keberadaan suami dan anak harus diperhatikan secara sungguh-sungguh sebelum akhirnya mengambil sebuah sikap. Tentu saja setiap keluarga mempunyai pertimbangan sendiri dan profil yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan pengambilan kesepakatan dalam keluarga jadi berbeda. Ternyata, ada satu cara yang dinilai cukup bijaksana dan boleh jadi ini merupakan sebuah `jalan tengah`. Wanita tak mesti kehilangan kesempatan kerja karena ada beberapa pekerjaan yang bisa diambil paruh waktu. Pekerjaan itu bisa diselesaikan di rumah sambil tetap mengawasi sang anak dan memenuhi kewajiban sebagai ibu rumah tangga.
SimpulanDukungan seluruh keluarga memegang peranan yang sangat penting. Dukungan suami dan anak-anak berpengaruh besar bagi mereka yang memutuskan untuk terus berkarier. Semuanya kembali pada dasar pemikiran tentang konsep rasa bahagia bagi wanita. Apakah rasa bahagia itu ada dalam keluarga atau pekerjaan. Alangkah baiknya bila kedua hal tersebut berjalan seimbang sehingga ungkapan `be a woman` yang menekankan agar seorang wanita dapat menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dapat terwujud. Karier, keluarga, dan anak-anak dapat menjadi wujud yang harmonis dalam diri seorang wanita
Sumber: Erni Susilawati, S.Psi, http://riau.kemenag.go.id.

1. Apakah yang disampaikan penulis pada bagian awal (paragraf 1) Teks 1) dan Teks 2)? Apakah isinya sama atau berbeda? Berikan alasanmu jika yang disampaikan penulis pada kedua teks itu sama atau berbeda!

Pada paragraf 1 teks 1 penulis menyampaikan Isu (masalah) dalam teks diskusi berisikan masalah yang akan didiskusikan/dibahas lebih lanjut. Sedangkan pada teks 2 penulis menyampaikan pernyataan umum tentang apa persoalan yang disampaikan penulis. Jadi, paragraf 1 masing-masing teks menyampaikan dua hal yang berbeda.

2. Bagaimana pula dengan paragraf 12 Teks 1) dan paragraf 6 Teks 2)? Apakah isinya juga sama atau berbeda? Berikan juga alasanmu jika yang disampaikan penulis pada kedua teks itu sama atau berbeda! Pada paragraf 12 teks 1 penulis menyampaikan kesimpulan/saran mengenai masalah yang sedang dibahas. Sedangkan pada paragraf 6 teks 2 penulis menyampaikan penegasan ulang  terhadap apa yang sudah dilakukan dan diputuskan.

3. Apa yang disampaikan penulis pada paragraf 2–11 pada Teks 1) dan paragraf 2–5 pada Teks 2) di atas? Pada pargaraf 2-11 teks 1 penulis menyampaikan informasi tentang alasan yang mendukung pernyataan dan yang menolak pernyataan. Pada paragraf 2-5 teks 2 penulis menyampaikan argumen menolak dan menerima isu/masalah yang sedang dibahas.

Ciri-ciri Teks Tanggapan Kritis Peranan Ibu dalam Keluarga (teks 1) :
  1. Strukturnya terdiri atas: Evaluasi, Deskripsi teks, Penegasan ulang.
  2. Memuat tanggapan terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dengan disertai fakta dan alasan.
  3. Ciri-ciri bahasa: Kalimat kompleks, Konjungsi, Kata rujukan, Pilihan kata.

Perbedaan Teks Tanggapan Kritis dan Teks Diskusi adalah sebagai berikut
No.UnsurTeks Tanggapan KritisTeks Diskusi
1.Struktur
  1. Evaluasi merupakan bagian awal teks yang berisi pernyataan umum tentang apa persoalan yang disampaikan penulis. 
  2. Deskripsi teks merupakan bagian tengah teks yang berisi informasi tentang alasan yang mendukung pernyataan dan yang menolak pernyataan. 
  3. Penegasan ulang merupakan bagian akhir teks yang bersisi penegasan ulang terhadap apa yang sudah dilakukan dan diputuskan.
  1. Isu/Masalah. Isu (masalah) dalam teks diskusi berisikan masalah yang akan didiskusikan/dibahas lebih lanjut.
  2. Argumen/pendapat yang mendukung.
  3. Argumen/pendapat yang menentang/bertentangan.
  4. Kesimpulan/Saran. Berisi jalan tengah mengenai masalah yang sedang dibahas agar kesimpulan yang kita ambil tidak lagi mendatangkan masalah baru
2.IsiInformasi tentang alasan yang mendukung pernyataan dan yang menolak pernyataan.Argumen atau pendapat yang mendukung dan meolak isu atau masalah.
3.Ciri Kebahasaan
  1. Kalimat kompleks
  2. Konjungsi (kata Hubung) :
  3. Penggunaan ungkapan untuk menguatkan dan melemahkan
  1. Pengggunaan konjungsi perlawanan.
  2. Penggunaan kohesi leksikal dan Gramatikal. 
  3. Penggunaan modalitas.